BANNER KOPI SIAGA

Dari KOPI SIAGA

Rabu, 21 Maret 2012

Mekanisme Terjadinya Ereksi (Tumescensi)

Meskipun ereksi penis tampaknya terjadi dengan cepat, hal itu merupakan proses yang rumit dan membutuhkan kerja sama banyak sistem di dalam tubuh. Proses itu mulai dan otak, sistem syaraf, pembuluh darah sampai hormon turut dilibatkan dalam fungsi tubuh yang spesifik ini.

Pada saat istirahat (tanpa aktivitas seksual), pembuluh-pembuluh darah arteri di daerah Corpora Cavernosa, serta otot-otot polos di trabekel yakni sekitar sinusoid akan mengalami kontraksi (penciutan) sehingga darah yang masuk ke penis sangat sedikit. Rongga-rongga sinusoid di Corpora Cavernosa hanya terisi sedikit darah sehingga penis dalam keadaan lembek.. 

Ketika tubuh menerima rangsangan seksual baik melalui penglihatan, perabaan, penciuman, fantasi (khayalan) dan sebagainya, maka penerima stimulasi seksual akan segera bereaksi dan mengirim pesan kepada sistem syaraf yang dilanjutkan ke hipotalamus kemudian turun ke bawah melalui wedulla spinalis atau sumsum tulang belakang. 

Selanjutnya melewati nucleus atau inti-inti syaraf otonom di S2-4 (vertebra sacralis) diteruskan ke jaringan-jaringan erektil di Corpora Cavernosa. Di dalam jaringan erectil ini, dihasilkan bermacam-macam neurotransmitter (penghantar impuls syaraf). 

Salah satu yang amat berperan untuk membuat penis ereksi ialah NO (nitrogen oksida). NO dihasilkan dari oksigen dan L-Arginin di bawah kontrol sintase nitrik oksida. Sesudah terbentuk, NO dilepaskan dari neuron dan endotel sinusoid di Corpora Cavernosa. NO menembus sel otot polos yang mengaktifkan enzim yang disebut guanilyl cyclase. Guanilyl cyclase selanjutnya mengubah guanosin triphosphat (GTP) menjadi siklik guanosin Monophosphat (cGMP). Melalui beberapa proses kimiawi, cGMP membuat otot-otot polos dalam Corpora Cavernosa di dalam trabekel-trabekel dan di dalam arteriol-arteriol mengalami relaksasi sehingga seluruh pembuluh darah di Corpora Cavernosa serta sinusoid akan mengalami pelebaran atau pembesaran. 

Selanjutnya rongga-rongga (sinusoid) penuh dengan darah sehingga penis mulai membesar. Rongga-rongga yang terisi itu kemudian menekan pembuluh darah balik (vena) di dekatnya sehingga darah tidak bisa ke luar dari Corpora Cavernosa dan darah terperangkap di Corpora Cavernosa dan penis tambah besar sampai keras. Selama proses itu terjadi, impuls seksual terus timbul di dalam otak dan terjadi relaksasi otot-otot polos di dinding pembuluh darah dan trabekel-trabekel sehingga terjadi dilatasi (pelebaran) pembuluh darah serta pembesaran sinusoid maka penis akan terus mengeras. 

Detumescensi (Menurunkan Ereksi) 

Untuk menjaga supaya ereksi tidak terjadi terus-menerus, maka cGMP harus dikurangi sehingga tidak terjadi relaksasi otot-otot polos terus menerus. Di dalam sel otot polos di dalam Corpora Cavernosa ada mekanisme tersendiri, yakni adanya 5 yang mengubah cGMP menjadi 5 guanosine wonophospbat (SGMP), sehingga jumlah cGMP berkurang. 

Bila cGMP tinggal sedikit maka relaksasi otot polos akan hilang kemudian mengkerut (kontraksi) sehingga penis menjadi kecil atau kembali ke fase istirahat. Kemudian bila ada stimulasi seks, NO akan dibentuk lagi dan akhirnya cGMP akan meningkat dan otot polos akan mengalami relaksasi dan penis ereksi lagi. 

Selama tidak ada stimulasi seks, penis akan tetap istirahat. NO tidak diproduksi sehingga cGMP tidak terbentuk dan penis akan tetap lembek. Demikian mekanisme ereksi, istirahat, ereksi dan istirahat dari penis manusia. (NL Tobing)

Gejala Disfungsi Ereksi dan Ereksi Pagi

Pada waktu pagi atau subuh, waktu mau buang air kecil atau malam hari dan waktu tidur, para pria biasa terbangun dengan penis dalam keadaan ereksi. Keadaan ini disebut ereksi malam (nocturnal erection) atau ereksi pagi (morning erection). 

Morning erection (ereksi pagi) terjadi sejak mulai bayi. Menurut beberapa peneliti, waktu bayi dikandung pun penis mengalami ereksi di pagi hari. Pada umumnya ereksi pagi dialami pada saat mau bangun pagi dan akan buang air kecil. Sampai sekarang mekanisme ereksi pagi ini masih belum diteliti secara benar. Sebagian peneliti mengatakan ereksi timbul karena adanya tekanan air seni ke pembuluh darah balik (vena) sehingga darah sulit kembali ke badan. Sebagian lagi mengatakan pada waktu pagi, hormon testosteron akan meningkat. Peningkatan hormon inilah yang menyebabkan ereksi. 

Pada waktu yang sama terkadang timbul mimpi sekaligus dengan ereksi. Bermimpi melakukan kontak seksual yang singkat sampai terjadi ejakulasi. Jadi, menurut teori pada waktu pagi konsentrasi testosteron akan meninggi sehingga akan mudah terjadi mimpi seks dan ereksi pagi. Sesudah buang air kecil, ereksi penis umumnya akan menurun pelan-pelan dengan sendirinya. 

Pada pria muda, ereksi pagi cukup sering terjadi. Sebagian pria mengatakan mengalami ereksi hampir setiap pagi. Ada yang mengatakan sekitar 1 kali dalam 2 hari. Kualitas ereksi penis biasanya bervariasi, ada yang hanya membesar dan ada juga yang sampai bisa kaku. 

Pada pria yang telah mengalami disfungsi ereksi, ereksi di pagi hari bisa atau sedikit jarang terjadi. Makin berat keadaan disfungsi ereksi, ereksi pagi akan semakin berkurang bahkan hilang sama sekali. 

Biasa mengalami ereksi pagi 1 kali dalam 2 hari atau 1 kali dalam 3 hari, tetapi belakangan tidak terjadi lagi. Sejalan dengan itu ereksi pada saat koitus pun juga menurun sehingga koitus tidak bisa berlangsung atau tidak bisa selesai dengan baik. 

Bila ereksi pagi menurun dan ereksi untuk koitus juga melemah yang menyebabkan koitus gagal, maka biasanya timbul perasaan khawatir atau timbul pertanyaan dalam otaknya, "Apa yang terjadi mengenai seks saya? Apakah masih bisa disembuhkan? Bagaimana nanti istri saya?. Ketakutan yang berlarut-larut akan membuat ereksi makin menurun dan penis sama sekali tidak bisa ereksi lagi. Bahkan membesar pun tidak bisa lagi. Penis akan berkerut dan terus lembek. (NL Tobing) 

Ciri Ereksi Penis Yang Normal

Salah satu cara mengetahui gejala dari disfungsi ereksi adalah dengan mengukur tingkat ereksi penis. Ereksi penis yang normal adalah keadaan di mana penis membesar lalu mengeras. Seberapa keras ereksi tersebut jarang diperhatikan. Tetapi jika ereksi terganggu atau terjadi disfungsi ereksi, maka ukuran ereksi menjadi sangat penting artinya. 

Adapun tanda-tanda dari ereksi yang normal, penuh dan keras adalah sebagai berikut :
  1. Bila penis dipegang atau dipencet akan terasa keras, 
  2. Penis tidak bisa ditekuk karena kaku sehingga sering disebut kayu, 
  3. Bila digoyang, penis akan bergoyang dan bergetar lalu kembali pada posisi semula. 

Keadaan tadi terjadi sejak seorang anak laki-laki lahir sampai usia lanjut. Pada waktu masa bayi dan anak, ereksi terjadi dengan sendirinya tanpa disengaja atau disadari oleh si anak sendiri. 

Sesudah melalui masa pubertas umumnya ereksi akan terjadi karena adanya stimulasi seksual dari dalam diri sendiri atau dari luar dirinya. Stimulasi dari dalam diri terjadi karena ada pikiran atau fantasi mengenai seks lalu penis menjadi ereksi. Stimulasi dari luar terjadi karena adanya stimulan seksual yang diminati yang diterima melalui pancaindera dan dapat membangkitkan gairah seksual. 

Ada beberapa faktor yang menyebabkan penis menjadi ereksi. Secara normal penis akan membesar dan mengeras pada keadaan-keadaan tertentu seperti ereksi yang terjadi pada malam atau pagi hari, ereksi yang muncul karena adanya ransangan yang bersifat stimulasi psikoseksual dan stimulasi fisik seperti saat melakukan onani atau masturbasi, ereksi saat kencan dengan pasangan atau saat terjadi aktifitas seksual, dan ereksi saat membaca atau menonton. 

Berbagai keadaan di atas adalah keadaan ereksi normal mulai dari bayi sampai dewasa. Sesudah remaja sampai dewasa bahkan sampai tua ereksi penis menjadi sangat penting. Dengan ereksi yang keras, setiap pria menjadi yakin diri dan senang akan dirinya karena merasa fungsi seksnya normal. Bagi yang sudah menikah, dapat menikmati koitus dengan istri. Istri juga senang dan bangga akan suami. Jadilah suami dan istri yang bersemangat, senang dan bahagia.(NL Tobing)